Gus Baha - Suatu ketika, dalam sebuah pengajian umum, KH Bahauddin Nursalim atau Gus Baha ditanya oleh seorang jamaah yang mengaku sebagai mantan Teroris di Poso, Sulawesi.
Sang Penanya mengatakan dirinya dahulu menganggap bahwa Indonesia adalah pemerintah thogut atau negara kafir. Oleh karena itu, dirinya saat itu berjuang keras agar negara ini menjadi negara yang 'sesuai syariat'.
Gus Baha menjawab, bahwa dalil bernegara sama dengan dalil bertetangga, dimana ada 3 hak dari seorang tetangga, dengan penjelasan sebagai berikut:
Pertama, dia itu tetangga, juga saudara atau kerabat dan sekaligus juga beragama Islam. Maka tetangga tersebut memiliki tiga hak sekaligus.
Kedua, tetangga tersebut bukan kerabat, tetapi saudara sebagai sesama muslim. Maka ia memiliki dua hak, yaitu sebagai tetangga dan juga sebagai sesama muslim.
Ketiga, tetangga yang memiliki satu hak. Dimana kita bertetangga dengan seseorang yang bukan kerabat dan juga tidak beragama Islam.
Gus Baha mencontohkan saat jaman Nabi Muhammad SAW, ada seorang yahudiah (wanita Yahudi) yang menceritakan tentang alam kubur kepada istri Nabi.
Lantas istri Nabi SAW menanyakannya kepada Rasulullah, kemudian Nabi SAW membenarkannya.
Gus Baha mencontohkan hadits-hadits lainnya, mengenai bagaimana Nabi SAW memperlakukan tetangga-tetangganya.
Gus Baha juga mengingatkan betapa banyak hal yang berada di luar kemampuan manusia. Berupa hidayah, yang sangat rahasia di mata manusia.
Saat melihat orang lain, agar senantiasa jeli melihat kebaikannya. Karena menurut Gus Baha, jangankan keburukan, dalam kebaikan pun kita mesti selalu beristighfar.
Dalam melakukan kebaikan, kadang sebagai manusia, kita dalam saat bersamaan juga meninggalkan kebaikan lainnya. Yang bisa jadi, kebaikan yang ditinggalkannya tersebut adalah kebaikan yang lebih utama.
Gus Baha seakan mengajak kita semua, khususnya mungkin bagi penanya agar selalu berhati-hati dalam mengambil sikap. Tidak mudah menganggap orang lain salah, padahal ada banyak rahasia Allah SWT yang luput dari ilmu kita.
Gus Baha mencontohkan, betapa Sayidina Umar bin Khattab dahulu adalah orang yang akan membunuh Nabi Muhammad SAW. Lalu hidayah Allah membuatnya menjadi salah satu sosok 'pelindung' dakwah Nabi SAW di kemudian hari.
Selanjutnya apa yang terjadi dengan seorang 'begal' yang hendak merampok Sunan Bonang, malah taubat dan menjadi murid Sunan Bonang. Menjadi pribadi yang sangat saleh dan berpengaruh dalam dakwah Islam di Nusantara, yaitu Sunan Kalijaga!